q terbiasa menyendiri untuk beberapa hal.
mungkin tak begitu memerlukan bantuan banyak hati, banyak senyuman, banyak banyak masukan.
mungkin lebih nyaman jika berkutat sendiri. .
menikmati suatu rasa yang tak ingin ku bagikan. karena kuyakin tak seorang ingin menggangu ku.
hal yang biasa buatku berubah, terkadang.
buat ku menjadi sedikit aneh bahkan nyaris terlalu aneh..
dan semua ku rasakan sendiri.
mimpi adalah harapan. dan harapan adalah masa depan. merajut mmpi, membawa ku berselimut masa depan dengan penuh senyuman. InsyaAllah
Rabu, 19 Desember 2012
I do miss...
sayang...
jika boleh ku bertanya,
harus berapa lama ku menanti hujan?
menunggunya membawa ku menari.
membawa peluh meluruh jatuh...
seperti sore ini,
hujan belum juga datang.
aih.. malu sebenarnya untuk ku katakan.
aku merindukannya.
berteman dengan hujan yang kurasa sudah begitu lama tak kusapa.
seperti dulu saat berlari, berputar, bersenandung menemani hujan.
atau ketika berdiri di sudut temaram,
bertahan bersama hujan hingga fajar menyeruak.
membuat kami berhamburan pulang kerumah.
sayang...
apakah begitu lama hingga hujan kembali datang.
ku takut dia tak pernah tau.
jika aku merindukan, hujan.
“Puisi ini diikutsertakan dalam Giveaway Semua Tentang Puisi“
sayang...
jika boleh ku bertanya,
harus berapa lama ku menanti hujan?
menunggunya membawa ku menari.
membawa peluh meluruh jatuh...
seperti sore ini,
hujan belum juga datang.
aih.. malu sebenarnya untuk ku katakan.
aku merindukannya.
berteman dengan hujan yang kurasa sudah begitu lama tak kusapa.
seperti dulu saat berlari, berputar, bersenandung menemani hujan.
atau ketika berdiri di sudut temaram,
bertahan bersama hujan hingga fajar menyeruak.
membuat kami berhamburan pulang kerumah.
sayang...
apakah begitu lama hingga hujan kembali datang.
ku takut dia tak pernah tau.
jika aku merindukan, hujan.
“Puisi ini diikutsertakan dalam Giveaway Semua Tentang Puisi“
Kamis, 13 Desember 2012
Menanti Embun
Embun…
Aku begitu takut akan merindukanmu saat mentari beranjak naik.
Bagaimna nanti jika aku benar – benar merindu
Aku benar merindukanmu lagi
Sekali lagi
Sekali lagi
Dan hingga berapa kali aku tak bisa menakarnya.
Saat aku berada di satu garis bersama mu,
Yang ada hanya sejuk.
Tak ingin sebenarnya ku ditinggalkan.
Untuk mu, mungkin beberapa tetes bening ini ikut meluruh
Dan semakin hilang seiring kau yang menghilang.
Mungkin mengalir, mungkin menguap. Mungkin tersimpan
Dan sekarang aku kehilangan embun.
Tak ada yang mampu menggantikan embun menyirami hatiku hingga bebungaan semuanya tumbuh
Sekarang embun dimana?
Aku merindukanmu lagi embun.
sekali lagi.
Untuk saat ini.
Bisakah kau bantu aku. Menutupi kegaduhan hati. Aku ingin tenang bersama embun.
Terkadang, ku lemparkan senyum.
Menggeliatkan mata menatap mentari.saat embun mengilang.
Silau. Dan memancar.
Aku mencari embun.
Aku takut sendiri.
Aku takut merindukan mu lagi.
Aku takut..
Dan kau tau sekarang?
Lagi,
Aku merindukan embun
Langganan:
Postingan (Atom)